Home > Info Terkini

Penguatan Kurikulum Merdeka, Puluhan Guru SMP Pangandaran Dilatih Asesmen Model Backward Design

Para guru Bahasa Indonesia di Pangandaran semakin terampil dalam menyusun evaluasi pembelajaran menggunakan model backward design
Prof. Dr. Isah Cahyani M.Pd. dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pendidikan Magister dan Doktoral Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) memberikan materi tentang model backward design kepada guru Bahasa Indonesia di Pangandaran. 
Prof. Dr. Isah Cahyani M.Pd. dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pendidikan Magister dan Doktoral Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) memberikan materi tentang model backward design kepada guru Bahasa Indonesia di Pangandaran.
Dr. Andoyo Sastromiharjo memberikan materi model backward design kepada puluhan guru Bahasa Indonesia di Pangandaran.
Dr. Andoyo Sastromiharjo memberikan materi model backward design kepada puluhan guru Bahasa Indonesia di Pangandaran.

PANGANDARAN- Sebanyak 50 orang guru SMPN bidang studi Bahasa Indonesia di Kabupaten Pangandaran mengikuti workshop asesmen model backward design di SMP Negeri 1 Pangandaran, Minggu (25/8/2024). Mereka dibekali keterampilan untuk menyusun evaluasi pembelajaran secara sistematis dengan berfokus pada tujuan dan hasil akhir yang diinginkan terlebih dahulu di awal perencanaan pembelajaran.

Kegiatan workshop dilaksanakan oleh program studi Pendidikan Bahasa Indonesia S2 dan S3 Universitas Pendidikan Indonesia. Pemateri workshop yang mumpuni, yaitu Dr. Andoyo Sastromiharjo yang sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia serta Prof. Dr. Isah Cahyani M.Pd. dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pendidikan Magister dan Doktoral Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Ketua pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) UPI Prof. Dr. Yeti Mulyati M.Pd. mengatakan telah memberikan workshop asesmen model backward kepada guru di Pangandaran sebagai penguatan implementasi kurikulum merdeka. Kegiatan tersebut bagian dari program pengabdian masyarakat FPBS UPI.

Ia mengatakan workshop dilaksanakan bersama delapan anggota tim terdiri dari dosen dan mahasiswa program S2-S3. "Materinya tentang workshop penyusunan evaluasi pembelajaran yang berfokus pada hasil akhir yang diinginkan terlebih dahulu di awal pembelajaran menggunakan model backward design," ucap Prof. Yeti.

Prof .Yeti mengatakan para pemateri workshop tersebut menjelaskan tentang konsep, implemntasi, dan penyusunan asesmen model backward design. Kegiatan pelatihan dan penugasan dilaksanakan kurang lebih 32 jam.

Setelah dibekali pelatihan, ia menuturkan para guru diberi tugas untuk menyusun evaluasi pembelajaran model backward design. Selanjutnya, tugas tersebut dikumpulkan dan dibahas secara daring atau online.

"Para guru menunjukkan peningkatan keterampilan dalam merancang pembelajaran berbasis asesmen model backward sesuai prinsip-prinsip kurikulum merdeka," ucap Prof. Yeti.

Prof Yeti menyebut para guru lebih mampu menentukan tujuan pembelajaran, mengembangkan asesmen yang sesuai, dan merencanakan kegiatan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa dan tujuan kurikulum. Namun, masih terdapat tantangan yang dihadapi guru dalam menyusun evaluasi pembelajaran model backward design tersebut.

Selain itu, implementasi asesmen model backward design di kelas-kelas SMP di Kabupaten Pangandaran mulai menunjukkan dampak positif dan lebih efektif terhadap mutu pembelajaran. Sejumlah indikator seperti peningkatan partisipasi siswa dalam proses belajar dan hasil belajar yang lebih baik telah diamati di beberapa sekolah.

Salah seorang guru Bahasa Indonesia peserta pelatihan menyampaikan rasa syukur karena telah mengikuti pelatihan asesmen model backward design ini. Hal ini karenakan, tidak lama setelah pelatihan dilaksanakan ia ditugaskan oleh sekolah untuk menyusun model pembelajaran dan asesmen backward design ini. "Alhamdulillah, sebelumnya sudah belajar tentang backward design saat pelatihan dari MGMP dan UPI" tuturnya.

Namun, Prof. Yeti menyebut beberapa tantangan yang dihadapi guru dalam menerapkan asesmen model backward design, yaitu keterbatasan waktu, kurangnya sumber daya serta kesulitan dalam menyesuaikan pembelajaran dengan hasil asesmen diagnostik.

Ia menilai hasil tersebut memberikan wawasan yang berguna untuk perbaikan program pelatihan di masa depan. Ke depan, untuk meningkatkan kualitas pelatihan dan pendampingan di masa depan diperlukan peningkatan dukungan berkelanjutan bagi guru.

Seperti penyediaan sumber daya yang lebih lengkap, serta pengembangan modul pelatihan yang lebih praktis dan mudah diakses. Dalam kegiatan tersebut, pihaknya menggandeng Dinas Pendidikan Kabupaten Pangandaran serta MGMP Bahasa Indonesia se-Kabupaten Pangandaran.

× Image