Angka Stunting di Kota Bandung Masih Tinggi
BANDUNG- Angka stunting di Kota Bandung relatif masih tinggi yaitu 16,3 persen dan belum memenuhi target yang diinginkan pemerintah pusat yaitu 14 persen di akhir tahun 2024. Sejumlah langkah intervensi harus terus dilakukan untuk mencapai target itu.
Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kota Bandung apt Yena R Iskandar Masoem mengatakan angka stunting mengalami penurunan di Kota Bandung kurun waktu tiga tahun terakhir. Namun, belum memenuhi target yang diinginkan pemerintah pusat sebesar 14 persen.
Ia mengatakan pencegahan stunting paling efektif di Kota Bandung melalui perbaikan gizi anak-anak usia dini. Beberapa daerah di Kota Bandung melakukan kegiatan menekan stunting seperti di Kecamatan Buahbatu.
"Di Buahbatu ada program sedekah telur meski terlihat sederhana hasilnya cukup efektif turunkan stunting," kata dia, Rabu (19/6/2024).
Ia melanjutkan protein telur cukup tinggi untuk membuat anak-anak usia dini alami tumbuh kembang yang baik. Selain itu banyak sumber protein murah meriah yang bisa dijangkau masyarakat.
"Ada tahu, tempe, ikan-ikan air tawar murah seperti mujair sebenarnya sangat mumpuni menunjang kebutuhan protein anak usia dini," kata dia.
Ia menilai edukasi kepada masyarakat harus terus dilakukan. Namun, pemerataan edukasi masih belum merata di masyarakat.
"Wilayah padat penduduk seperti di Kiaracondong, Babakan Ciparay, Batununggal dan lainnya membutuhkan kerja keras untuk sosialisasi pentingnya protein tersebut," kata dia.
Ia menambahkan edukasi tentang sanitasi yang baik juga perlu dilakukan terutama di daerah-daerah padat penduduk. Sebab sanitasi merupakan salah satu faktor pula yang justru bisa menjadi penyebab stunting.
"Tumpukan sampah yang terkadang lama diangkut ke TPS menjadi faktor juga. Ini karena sampah tersebut bisa menjadi sumber penyakit untuk masyarakat sekitarnya," kata dia.