Home > Info Terkini

Rumah Sakit Otista Bandung Nonaktifkan Perawat yang Beri Pelayanan Buruk

Rumah Sakit Otista Bandung Nonaktifkan Perawat yang Beri Pelayanan Buruk
Direktur Utama Rumah Sakit Otto Iskandardinata Yani Sumpena (tengah) menyampaikan keterangan pers terkait cuitan yang viral di Tiktok tentang pelayanan yang buruk. Dok M Fauzi Ridwan

BANDUNG- Rumah Sakit Otto Iskandardinata (Otista) Kabupaten Bandung menonaktifkan sejumlah perawat yang memberi pelayanan buruk kepada salah seorang pasien. Penonaktifan dilakukan imbas dari cuitan pasien yang viral di media sosial Tiktok tentang pelayanan buruk.

"Perawat di offkan, secara mental dia down untuk memberikan ruang kepada yang bersangkutan intropeksi," ucap Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Otista Yani Sumpena Muchtar di RS Otista, Jumat (26/1/2024).

Ia menuturkan perawat yang bertugas di instalasi gawat darurat (IGD) tersebut akan mendapatkan pendampingan dan pembinaan. Selanjutnya, apabila sudah siap maka akan ditempatkan kembali di bagian yang cocok.

"Nanti kita lihat penempatan berikutnya kemana disesuaikan," kata dia.

Yani mengatakan jangka waktu penonaktifan perawat tersebut belum dapat dipastikan berapa lama. Ia melanjutkan pelayanan di rumah sakit sudah menerapkan standar operasional prosedur (SOP) yang ada agar petugas tidak lengah.

Namun, ia mengakui jika saat momen sibuk potensi misskomunikasi dapat terjadi. Ke depan, ia memastikan pelayanan akan lebih ditingkatkan apalagi IGD merupakan etalase dari sebuah rumah sakit.

"IGD etalase rumah sakit jadi harus lebih sabar lagi," kata dia.

Ia pun membantah jika perawat membeda-bedakan pasien BPJS atau umum. Yani menyebut 90 persen pasien di Rumah Sakit Otista merupakan pasien BPJS kesehatan. Namun, terkait kondisi toilet yang bau, ia mengakui masih didapati satu atau dua buah toilet yang seperti itu.

Namun, pihaknya terus memperbaiki pelayanan agar lebih baik. Ia pun mengatakan seringkali pasien yang masuk gawat darurat setelah dicek medis masih belum gawat darurat. Sehingga perawat mengarahkan pasien untuk datang ke poliklinik.

"30 persen pasien masuk IGD dalam kondisi hijau atau belum darurat," ungkap dia.

Sebelumnya, seorang pasien curhat di media sosial Tiktok mengeluhkan pelayanan buruk di RSUD Otista. Ia meminta agar dilayani di IGD. Namun diarahkan ke poliklinik, selain itu fasilitas toilet yang bau.

× Image